Sunday, June 23, 2013

Kuliner Palu

Alhamdulillah, tanggal 19-21 Juni 2013 untuk pertama kalinya saya mengunjungi Palu yang merupakan ibukota Provinsi Sulawesi Tengah. Tapi karena padatnya kesibukan disana, saya hanya sempat mencicipi beberapa kuliner dan tidak berwisata ke Pantai Tanjung Karang yang katanya indah itu :'(

Malam hari, saya berkeliling kota dengan menggunakan becak dan berhasil menemukan (setelah nyasar  jauh karena abang becaknya ga ngerti rumah makan enak) rumah makan Kaledo yang merupakan masakan khas dan spesial di kota Palu. Kaledo itu sendiri merupakan singkatan dari Kaki Lembu Donggala. Harganya standar, untuk 1 paket kaledo (kaledo, paru, nasi, bawang goreng, air putih, puding gula aren), sekitar Rp. 54.000,-.


Sebelum ke bandara untuk terbang kembali ke Jakarta, saya mampir ke Pantai Ria yang bisa dijangkau dari pusat kota Palu hanya dengan Rp. 5.000,- bila naik angkot. Disana, saya makan siang di restoran Taman Ria yang menyediakan aneka hidangan seafood segar, dengan harga hampir sama dengan Bandar Jakarta. Sambelnya.. muuuaachh.. dabu-dabu yang puedeess..


Beginilah indahnya Pantai Ria :)


Kuliner Makassar

Tanggal 13 sampai 15 Juni 2013, saya berkesempatan mengunjungi kota Makassar di Sulawesi Selatan. Penerbangan menggunakan Garuda Indonesia dengan waktu tempuh sekitar 1 jam 57 menit. Selain bekerja, saya menyempatkan diri untuk berwisata kuliner di Makassar karena ini merupakan kali pertama saya mengunjungi kota ini.

Kuliner yang paling berkesan karena rasanya enaaaakk banget adalah Konro. Konronya dibakar, diberi bumbu kacang, dan dimakan dengan kuah. Saking empuknya, dagingnya gampang banget terlepas dari tulangnya. Ternyata Konro Karebosi ini ada cabangnya di Jakarta, tepatnya di Jl. Boulevard Raya Kelapa Gading Permai. Tapi soal rasanya sama atau nggak dengan yang asli di Makassar, saya ga tau, hehe..


Untuk jajanan pinggir jalan, yang paling banyak di jajakan di sepanjang jalan pada malam hari yakni pisang epe. Pisang epe ini dari pisang kepok mengkel. Meskipun masih mengkel, tapi rasanya lumayan manis, ga sepet. Pisang kepok ini dibakar kemudian diberi gula aren (bener ga sih? hehe) dan bisa ditambah lagi dengan coklat, keju, atau durian. Saya juga sempet mecicipi es palu butung yang porsinya semangkok yang untuk ukuran saya termasuk besar.


Kata teman saya, di Makassar ini juga terkenal otak-otaknya. Saya membeli satu dus untuk dibawa ke Jakarta. Otak-Otak yang direkomendasikan adalah otak-otak Ibu Lieke yang lokasinya berada di daerah perumahan. Karena untuk dibawa ke Jakarta keesokan harinya, si penjual bersedia untuk mengantarkan otak-otak ke hotel jam 5 pagi.


Saya membeli oleh-oleh untuk keluarga dan teman-teman kantor di toko kerajinan Unggul di jalan Pattimura.  Cemilan, kain, dan peci khas Makassar cukup lengkap dijual disini. Jangan lupa beli minyak tawon dan sirup pisang ambonnya ya :)